Togi Gultom - Law FirmTogi Gultom - Law Firm
Articles
Home / Articles / Danantara Tegaskan Siap Lunasi Utang Whoosh Tanpa Sentuh Dana APBN

Danantara Tegaskan Siap Lunasi Utang Whoosh Tanpa Sentuh Dana APBN

Pemerintah menegaskan bahwa pembayaran utang proyek kereta cepat Whoosh tidak akan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tanggung jawab pelunasan utang tersebut sepenuhnya berada di tangan Badan Pengelola Investasi Danantara, lembaga yang saat ini mengelola dividen dari berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Danantara dinilai memiliki kekuatan finansial yang cukup besar untuk menanggung beban pembayaran utang proyek Whoosh. Dengan total aset yang mencapai sekitar Rp90 triliun, lembaga ini diyakini mampu menutup kewajiban pembiayaan tanpa memengaruhi stabilitas fiskal negara. Dana yang dikelola Danantara berasal dari hasil investasi dan dividen BUMN, yang selama ini menjadi sumber pemasukan tetap lembaga tersebut.

Keputusan untuk tidak melibatkan APBN dianggap sebagai langkah strategis dalam menjaga kemandirian pembiayaan proyek infrastruktur nasional. Pemerintah ingin memastikan bahwa proyek Whoosh tetap menjadi tanggung jawab entitas bisnis yang terlibat, bukan menjadi beban bagi keuangan negara. Dengan demikian, pengelolaan proyek ini diharapkan dapat menunjukkan kemandirian BUMN dalam menjalankan proyek berskala besar.

Pembayaran utang proyek Whoosh akan dilakukan secara bertahap melalui skema keuangan Danantara. Besarnya kewajiban yang harus dibayar diperkirakan sekitar Rp2 triliun per tahun, angka yang masih berada dalam kapasitas keuangan lembaga tersebut. Dana yang sebelumnya ditempatkan dalam berbagai instrumen investasi akan dioptimalkan untuk mendukung pembiayaan proyek strategis nasional tanpa mengurangi komitmen Danantara terhadap program investasi lainnya.

Meskipun pemerintah memastikan kesiapan Danantara, sejumlah kalangan menilai transparansi pengelolaan dana tetap perlu diperkuat. Pengawasan publik dianggap penting agar tidak terjadi penggunaan dana publik secara tidak langsung dalam pembiayaan utang proyek. Pemerintah juga diharapkan membuka laporan keuangan Danantara secara berkala untuk menjaga akuntabilitas dan kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan ini.

Keputusan menugaskan Danantara sebagai penanggung utang dinilai dapat menjadi contoh tata kelola investasi yang baik di Indonesia. Langkah ini menunjukkan bahwa proyek infrastruktur berskala besar dapat dikelola tanpa mengandalkan dana APBN, sekaligus memperkuat posisi BUMN sebagai motor utama pembangunan ekonomi nasional.

Proyek Whoosh sendiri merupakan proyek strategis nasional yang dikerjakan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) melalui skema kerja sama antara BUMN dan pihak asing. Setelah resmi beroperasi, proyek ini masih menyisakan sejumlah kewajiban keuangan yang harus diselesaikan. Dengan dukungan Danantara, pemerintah berharap pembiayaan proyek tersebut dapat diselesaikan secara mandiri dan efisien, tanpa menambah beban anggaran negara.

Langkah ini memperlihatkan komitmen pemerintah dalam menjaga kredibilitas fiskal dan kemandirian pembangunan. Dengan posisi keuangan Danantara yang kuat serta pengawasan yang berkelanjutan, proyek Whoosh diharapkan menjadi simbol kemajuan infrastruktur nasional yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa mengorbankan stabilitas keuangan negara.