Sebagai tanda peringatan satu tahun pemerintahan dalam duet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sejumlah elemen mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda dan titik-titik strategis lainnya di Jakarta. Aksi ini dilakukan oleh aliansi mahasiswa yang menilai belum terpenuhinya harapan rakyat atas perubahan politik dan ekonomi yang dijanjikan.
Tuntutan utama mahasiswa mencakup perubahan kebijakan yang dinilai kurang responsif terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat, antara lain soal kenaikan biaya hidup, transparansi pemerintah, hingga keterlibatan sipil dalam pengambilan keputusan. Mereka meminta agar pemerintah membuka ruang dialog yang lebih besar dan memperhatikan suara generasi muda.
Sementara itu, aparat keamanan menyiapkan pengamanan besar-besaran. Data menunjukkan lebih dari 1.700 petugas gabungan dari kepolisian di Jakarta diterjunkan untuk menjaga kelancaran aksi agar tetap terkendali. Langkah pengamanan ini mencerminkan kewaspadaan pemerintah terhadap kemungkinan eskalasi selama demonstrasi massal berlangsung.
Dari sisi respons publik, muncul dua pandangan berbeda: satu pihak mendukung aksi sebagai bentuk kontrol sosial yang sehat, sedangkan pihak lainnya mengkhawatirkan potensi gangguan ketertiban umum. Poin ini menegaskan bahwa aksi mahasiswa bukan hanya soal tuntutan kebijakan, tetapi juga soal peran generasi muda dalam demokrasi yang lebih aktif.
Secara makro, aksi tersebut menjadi cermin bahwa keadaan politik dan sosial Indonesia tengah dalam fase kritis. Sejumlah analis menunjukkan bahwa tekanan terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran semakin meningkat dari sisi publik dan generasi milenial, terutama karena ekspektasi yang tinggi terhadap perubahan tidak diiringi realisasi yang sama cepatnya.
Peringatan satu tahun pemerintahan ini menjadi momen refleksi atas komitmen publik terhadap demokrasi dan partisipasi masyarakat. Ketidakpuasan yang muncul melalui jalan massa bisa menjadi sinyal bagi pemangku kebijakan untuk memperbaiki komunikasi, memperkuat akuntabilitas, dan meningkatkan keterlibatan rakyat.
Dengan berlangsungnya aksi mahasiswa besar-besaran, pemerintah mendapat kesempatan untuk mengevaluasi kebijakan yang dijalankan selama setahun terakhir. Bahwa keberhasilan pemerintahan tidak hanya diukur dari angka pertumbuhan ekonomi atau indeks makro, tetapi juga dari sejauh mana masyarakat merasa didengar dan dilibatkan dalam pembangunan nasional. Kepekaan terhadap aspirasi publik akan menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan rakyat serta stabilitas politik di tahun-tahun mendatang.